Kekalahan Gajah Mada adalah kekalahan alamiah, tanpa rekayasa.
* fiksi. Geger Paregreg Majapahit
Benar-benar sudah menjadi mimpi buruk bagi gajah mada, seorang incumbent yang jungkir balik, tumbang, melawan Senopati ayu indar yang notabene seorang wanita anggun. Artinya, seorang perempuan yang alus, kalem, perawakan anggun, sahaja, mampu mengalahkan seorang Gajah Mada, yang gagah, kuat otot dan panglima perang. Ada sesuatu yang ganjal memang atas kekalahan Gajah Mada yang terkenal pejuang Majapahit tersebut.
Keganjalan tersebut, pertama adalah, sebagai orang abdi dalem, kerajaan Majapahit, setidaknya Gajah Mada mengetahui kultur dan geo-struktur kerajaan dari tingkat atas hingga desa-desa. Tingkat popularitas yang mengimbangi Prabu Hayam Wuruk, ternyata harus kandas dengan mudah.
Kedua, seorang yang pernah ikut menjabat di Kerajaan, trah Raja sudah sangat dekat dengannya, sebagai penjelasannya adalah wahyu keprabuan seharusnya untuk Gajah Mada, namun dengan tekad sang lawan, senopati Ayu Indar / lebih dikenal dengan putri Suhita, yang besar, maka kekalahannya sangat wajar.
Ketiga, apa benar kekalahan karena gajah mada kurang becus mengatur Majapahit ? Bukan karena faktor wakilnya ?
Tidak bisa dipungkiri bahwa faktor sang wakil memang sangat menentukan. Seorang keponakan dari Putri Tribuhawa adalah seodang cucu dari Raden Wijaya. Sudah barang tentu seharusnya justeru menjadi bekal yang banyak untuk meraih suara rakyat majapahit.
Fakta dilapangan, ternyata dipasangkannya cucu raden wijaya telah menjadi kekalahan besar, telak, karena kecerdasannya memprogram rencana kerja, kalah jauh dengan lawannya, adipati blambangan wirabhumi.
Dalam pergerakan media masa yang berkembang, timbul desas desus tentang problem utama kekalahan Prabu Gajah Mada. Salah satu Politikus Ulung Majapahit, Pujangganom, Ada tiga masalah besar yang menyebabkan Gajah Mada kalah ketika bertarung melawan Senopati Ayu Indar.
Pertama, sosok Gajah Mada yang tidak didukung penuh oleh Hayam Wuruk. Hayam Wuruk sendiri adalah seorang Raja Majapahit yang mempunyai kekuatan besar,namun, tidak / kurang setuju terhadap kepemimpinan Gajah Mada. Kurang sedapnya hubungan Hayam Wuruk dan Gajah Mada karena sosok Jendral Martoloyo yang selalu intensif berkomunikasi dengan Hayam Wuruk. Jendral Martoloyo adalah inti dari gerakan melawan Gajah Mada.
Kedua. Sosok Senopati cucu dari Raden Wijaya yang kurang handal dalam beretorika dan menentukan kebijakan. Meskipun simbahnya Raja pertama Majapahit, namun masyarakat lebih condeng terhadap sosok yang mampu menyelesaikan segala masalah yang bisa diselesaikan oleh calon pemimpin Majapahit nantinya. Sosok wakil dari Gajah Mada inilah, masih tertutupi/ kalah jauh dengan sosok Adipati Blambangan Wirabhumi. Sosok anak muda gagah dari tlatah “kulon” yang konon katanya terkenal cerdas dan bijak mengatu pemerinyahan.
Ketiga. Pada tahun 2030, Majapahit mendapatkan modus demografi, yang artinya, banyak anak muda dibandingkan dengan generasi tua. Akhirnya, Adipati Blambangan Wirabhumi lebih terkenal dikalangan anak muda Majapahit.
Dilihat dari sejarah babad kadipaten Blambangan, memang tlatah Kadipaten Blambangan adalah lokasi dimana Raja-raja banyak yang hadir untuk mendapatkan “pulong / wahyu keprabuan”. Nah, sebagai wakil yang asli dari Blambangan, adipati Blambangan Wirabhumi suskses mengantarkan Senopati Ayu indar menduduki tahta kerajaan Majapahit.
Thanks for reading TUMBANGNYA GAJAH MADA l amruloh saja. Please share...!
0 Comment for " TUMBANGNYA GAJAH MADA l amruloh saja"