*Beranilah Pensiun Dini dari HMI*
*_Oleh : Viryan Azis_*
HMI adalah organisasi pengkaderan yang menjadi Mesin produksi anak muda Bangsa Indonesia unggul yang efektif dan produktif hingga kini.
Dengan posisi tersebut, sebaiknya HMI dirawat untuk memproduksi anak-anak muda dengan usia muda.
Keberadaannya sebagai organisasi mahasiswa, idealnya Ketum PB HMI dijabat oleh kader HMI yang berusia wajar sebagai mahasiswa.
Sudah saatnya dibangun kesadaran kolektif akan hal tersebut. Perlu menjadi bagian dari *etika pengkaderan* akan merasa sudah tak lagi muda untuk menempati posisi strategis di HMI. *Paling tua sebaiknya yg menjadi Ketum PB HMI yg belum berusia atau di bawah usia 30 tahun, bila mungkin di bawah 27 tahun.*
Sy sendiri setelah tahun 1998 menjadi Ketum Senat Mahasiwa Universitas, ketika diajak Ketum HMI Cabang menjadi staf Ketua bidang lebih menempatkannya sbg bentuk pengabdian dan menguatkan pengkaderan HMI serta membawa perubahan di HMI Cabang.
Ketika tahun 2000 dicalonkan jadi Ketum HMI Cabang sempat menolak karena rasa malu akan usia. Setelah lepas dari amanah Ketum HMI Cabang tahun 2001, ada kesempatan berkiprah di PB HMI, saya tolak karena buat sy pribadi sudah cukup berkader di HMI dan HMI bukanlah jabatan karir yang harus dijalani sampai mentok hingga selesai berkader di HMI sampai usia 30-an, tapi amanah sebagai media pengkaderan semata.
Sy beranikan diri mengambil langkah tak populer saat itu, mendirikan Lembaga Zakat Lokal. Sebagian besar teman2 HMI dan Alumni heran, ada yg mencibir dan melihat akan sia-sia. Wajar saja krn sy beberapa waktu kerjanya mendatangi alumni dan masyarakat door2door untuk menawarkan agar zakatnya saya kelola.
Tahun pertama menghimpun 2 jutaan, tahun 2002-2003 stagnan, tahun 2004 nyaris tutup. Tahun 2005 sy mulai kembali dr garasi rumah, tahun 2007 bisa menyewa rumah utk kantor dan kini mengelola dana masyarakat rerata Rp. 2 M per tahun, punya kantor sendiri ruko dua pintu, 2 lantai, 2 mobil ambulan, beberapa motor, belasan pegawai yang bekerja _full-time_ dan mendapat kompensasi yang wajar. Ribuan donatur mempercayakan dananya mulai Rp. 10 ribuan hingga Jutaan rupiah.
Sudah puluhan ribu masyarakat kurang mampu di Kalbar mendapat manfaat program, ribuan diantaranya sudah berubah status dari mustahik menjadi muzakki.
Sejumlah penghargaan sdh diterima Lembaga Zakat Lokal dan saya pribadi dari Pemerintah Pusat, Pemda dan OMS.
Buat saya, ikhtiar membangun Lembaga Zakat Lokal sbg implementasi dr proses pengkaderan HMI yg sy yakini akan nilai2x keberpihakan kepada mereka yang lemah secara terorganisir, terus menerus, konsisten, bervisi serta yang paling penting keyakinan sosial bahwa kalau kita menolong orang banyak akan banyak orang akan menolong kita.
Pada kesempatan ini saya sengaja mengulas singkat kiprah setelah memilih tak melanjutkan aktifitas di HMI. Saya meyakini, Kader HMI lainnya juga dapat berbuat lebih produktif dan efektif menjadi insan akademis/pencipta/pengabdi bila menjadikan HMI sbg ajang mengkader diri dan berkarya nyata sesuai minatnya secara total kepada masyarakat.
Kita di grup ini rerata sudah berusia 30-40an tahun. Pada usia dimana kita *mulai semakin* memikirkan diri sendiri dan keluarga daripada memikirkan masyarakat. Hal tersebut wajar saja dan pada tempatnyalah shg bagi pengkaderan HMI sebaiknya usia pemimpin puncak di bawah 30 tahun, usia dimana puncak idealisme menggelora.
*Kehebatan kita (kalau pun mau diposisikan demikian), bukan pada jabatan apa yg dipegang di HMI tapi karya/prestasi pengkaderan apa yang kita hasilkan selama di HMI dan kehebatan berikutnya karya/prestasi sosial apa yang kita ukir di masyarakat.*
Selamat berkongres HMI, beranilah Kader-kader purna tugas dari PB HMI, Badko dan Cabang merintis jalan berkarya/berprestasi unggul di masyarakat mulai dari nol.
Jangan beraninya jadi parasit atau beban alumni yang suka/tak suka menjadi fenomena yang semakin banyak terjadi. Realitas tersebut menjadikan kader-kader unggul HMI laksana katak dalam tempurung yang menjadi layu sebelum berkembang di masyarakat.
Berapa banyak kader-kader HMI yang hanya karena tak berani memasuki ranah pengabdian pada masyarakat mulai dari nol dan termasuk mentalitas budaya instan karena gengsi sudah jadi pejabat di HMI untuk memulai sesuatu dari nol. Cak Nur pernah keras berkata, jangan berbudaya prestise tapi berbudaya prestasi.
*Beranilah pensiun dini dari HMI, terlebih mahasiswa jaman now semakin cepat produktif dan kompetitif berkarya/berprestasi.*
Para pengurus HMI Cabang/Badko/PB yang rerata usia 25-35 tengah berkongres atas nama mahasiswa untuk memikirkan organisasinya sementara di banyak tempat mahasiswa usia 20-25an sedang sibuk berkarya/berprestasi untuk bangsa sambil selesaikan studinya dan setelah selesai mereka langsung merintis karir shg pada usia 30-35-an tahun telah mencapai karir puncak di masyarakat.
Bila kader-kader unggul HMI dihasilkan sampai rentang usia 30-35 tahun baru memulai kiprah di masyarakat, bagaimana dengan efektifitas tujuan HMI yang menjadi kontrak ideologis untuk mewujudkan masyarakat adil-makmur yang diridhoi Allah SWT..
Wallahu a'lam
🙏🙏🙏
Thanks for reading Viryan Azis ; Beranilah Pensiun Dini dari HMI. Please share...!
0 Comment for "Viryan Azis ; Beranilah Pensiun Dini dari HMI"