PEMETAAN
PENGARUH IDEOLOGI TERHADAP KARAKTER BANGSA:
Seorang pemimpin yang bijak akan melakukan tindakan
kepemimpinannya dengan bersandarkan pada dasar pemikiran( manhaj al-fikr )nya. Dasar pemikiran akan terpolakan pemikiran yang
ideal dan cenderung pada kebenaran, bila disertai dengan hati yang bersih yaitu
keimanan yang tinggi. Dasar dari sebuah tindakan para pemimpin yang sudah
dianggap kotor dinegeri ini sudah melewati batas manhaj-nya. baru baru ini para pemimpin yang juga merupaka tokoh
nasional impian rakyat banyak yang tersandung korupsi. Tuntaslah sudah martabat
diri dan bangsa ini diinjak-injak. Merosot sudah tatanan martabat bangsa ini. Kita
semua tahu dan tidak asing lagi dengan arti kata degradasi. Degradsi moral yang
melanda Indonesia sebetulnya bukan hanya dialami oleh pemimpin-pemimpin nasional
kita saja, tapi telah jauh mengakar kedalam masyarakat yakni para pemimpin di
tingkat daerah dan wilayah-wilayah yang cakupannya kecil. Hal ini terjadi
kerena para pemimpin bangsa ini telah mempertontonkan bentuk dan cara
pendegradasian moral kepada masyarakat sehingga diikuti oleh pemerintah di
tingkat daerah dan di wilayah yang lebih kecil. Sikap dan tindakan merekalah
yang membuat masyarakat menjadi cendrung apatis dengan pemerintah saat ini,
bagaimana tidak, saat ini moral-moral para pemimpin kita saat ini sudah sangat
jauh dari kata ‘baik”.
Pemimpin yang baik mestinya bisa menjadi jembatan aspirasi
untuk memenuhi kepentingan rakyatnya melalui sarana kekuasaan yang dimilikinya,
bukan justru sebaliknya menyalahgunakan kekuasaan itu untuk menindas rakyatnya
sendiri, tidak adanya kepastian hukum, meraja relanya praktek-praktek KKN,
dan segala bentuk penindasan terhadap rakyat terjadi setiap hari dan hal ini
dilakukan dengan sengaja dan tanpa merasa sedikit pun malu, Ketika doktrin
sosial, manusia sebagai satu bangsa, maka sudah secara otomatis terdapat saling
ketergantungan sebagai satu bangsa dan saling membutuhkan. Orang kaya
membutuhkan orang miskin dan orang kuat membutuhkan orang lemah. Idealitas
demikian agaknya belum jamak di Indonesia apabila dilihat secara struktural.
Kemiskinan struktural masih sangat kental mewarnai hubungan sosial. Di satu
sisi, kehidupan kelompok-kelompok marjinal ( kaum buruh, tani, masyarkat adat)
sangat tergantung pada kelompok-kelompok kepentingan ( penguasa dan pemerintah) yang
berada di luar diri mereka. Akan tetapi, di lain sisi, kelompok-kelompok yang
disebut terakhir memiliki kepentingannya masing-masing yang bersifat partisan,
yang umumnya berbeda dan tidak sejalan dengan kepentingan kelompok-kelompok
marjinal. Sebagian besar kelompok rakyat ini mulai tersingkir dari institusi
utama masyarakat. Dari sisi ekonomi, kondisi itu akibat kesehatan yang kurang
terjamin, pendidikan yang rendah, dan ketiadaan keterampilan sehingga pada
gilirannya berdampak pada penghasilan dan daya beli mereka. Sungguh sangat
miris jika kita melihat lebih jauh, bagaimana kondisi masyarakat saat ini,
harga-harga sembako yang kian melambung, harga jual hasil pertanian masyarakat
yang jauh dari harapan merupakan segelintir kecil permasalahan bangsa saat ini,
kaum-kaum penguasa semakin ganas melakukan aksinya dengan memeras rakyat tanpa
merasa sedikit pun bersalah dan tak ragu melahap hak-hak masyarkat kecil.
Mengapa masyarakat kecil sekarang menjadi semakin sulit mendapatkan hak nya?
Mengapa mereka sampai saat ini “yang katanya” telah merdeka 68 Tahun namun
masih hidup di bawah garis kemiskinan? Mengapa semakin hari harga kebutuhan
hidup semakin melonjak naik? Semua pertanyaan ini hanyalah sebagian kecil
dari permasalahan yang dihadapi bangsa sampai pada saat ini sejak lepas dari
jaman penjajahan kolonial Belanda, akan tapi mengapa permasalahan-permasalahan
itu sampai detik ini belum dapat diatasi oleh para pemimpin kita? Semua
pertanyaan-pertanyaan klasik itu jawaban nya ialah Degradasi Moral yang dilakukan
oleh para pemimpin nasional bangsa ini. Perampasan hak rakyat oleh para
pemimpin bangsa ini telah meluluh lantahkan semua sendi-sendi kehidupan bangsa,
mereka tidak lagi merasa malu merampas hak-hak masyarakat untuk kepentingan
individu, golongan dan kelompoknya.
Sebenarnya bukan hanya kelas-kelas masyarakat kecil yang
merasakan semua imbas dari pendegradsian moral pemimpin nasional ini namun
kelas-kelas menengah juga ikut turut merasakan imbasnya, tapi kaum-kaum kelas
menengah masih bisa berhemat dalam kondisi seperti ini, tapi
kelas-kelas bawah, apa yang mau di hemat? Untuk memenuhi kebuhutuhan
sehari-hari saja masih berkekurangan jadi apa yang akan dihemat? Sungguh sangat
fenomenal kondisi bangsa sekarang disaat masih banyak mayarakat yang hidup di
bawah garis kemiskinan, tidak membuat malu para pemimpin untuk tetap memeras
rakyat, pemiskinan struktural yang dilakukan pemerintah merupakan pelanggaran
berat yang telah berlangsung sejak lama, dan akan terus berlangsung sampai
tidak ada satu pun yang tahu kapan akan berahir, Para pemimpin bangsa dan
segenap komponen masyarakat terdidik dan bagian dari kekuatan kelompok
sipil (civil society) harus bersama-sama mendorong
berlangsungnya Revolusi Moral Bangsa dengan mengikis mental koruptif,
mengangkat keterpurukan bangsa, mengedepankan kejujuran dan nurani, serta
mengutamakan kepentingan rakyat. Hingga pada ahirnya degradsi moral akan
berkurang dan terciptanya situasi masyarakat yang sejahtera.
[1]
Ditulis oleh amruloh sebagai topic dan resensi untuk pemateri LK2 HMI Cabang
tulungagung 17-23 September 2013.
0 Comment for "degradasi bangsa"